Halo everyone! Maaf ya sudah lama menghilang dari radar posting cerita di blog ini. Bukan karena saya lagi sibuk jalan-jalan liburan, ga sama sekali, I wish! Cuma memang akhir-akhir ini lumayan sibuk dengan kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu dan istri yang kerjaannya ga kalah banyak dengan CEO di perusahaan minyak, lol!
Sudah lama juga saya ga menulis blog dengan bahasa Indonesia, jadi kali ini saya mau cerita dengan bahasa Indonesia ya. Postingan ini sebenarnya uda lama banget pengen ditulis tapi ya gitu, saya selalu semangat untuk menulis di pagi hari, tapi tentu saja hal itu susah untuk dilaksanakan. Karena pagi hari sampe mid-day itu jam terbang saya lumayan padat merayap. Sementara, kalau malam hari saya sudah capek dan ribet dengan segala urusan jadi mau nulis pun ide-nya entah hilang kemana. Hari ini kebetulan saya punya sedikit waktu luang sebelum kembali menjadi supir taxi anak-anak saya 😅
Beberapa waktu lalu, ada yang minta saya untuk menulis tentang kehidupan di Australia. Nah, karena saya tinggal di bagian barat Australia khususnya kota Perth jadi saya akan membagi cerita tentang cost of living di Perth khususnya dan Australia in general.
Perth adalah coastal town, kota-nya tidak sebesar dan se-busy Sydney dan Melbourne, tapi menurut saya kota-nya cantik karena dikelilingi oleh Swan dan Canning river, plus ada ‘hutan kecil’ ditengah-tengah kota yang dinamai Kings Park. Dari atas Kings Park bisa kelihatan deh thu hampir seluruh kota Perth.
Karena kota-nya tidak sebesar Sydney dan Melbourne jadi cost of living-nya pun sedikit lebih murah dari kedua kota besar tersebut. Misalnya ya, untuk housing price untuk renting untuk 2 bedrooms kurang lebih AUS$450 per week. Harga tersebut juga tergantung lokasi, kalau lokasinya makin dekat dengan CBD, river, beach, harganya makin mahal juga. Begitu juga untuk membeli rumah. Standard 3 bedrooms berkisar dari AUS$700, sekali lagi tergantung daerahnya juga.
Untuk public transport di Perth harganya juga masih termasuk murah kalau dibandingkan dengan London dan New York. Kereta dan bis mudah di-akses secara online untuk mengetahui jam kedatangan dan keberangkatan. Selain itu, ada juga CATS (Central Area Transit System) yang gratis ga perlu bayar. Untuk lebih menghemat lagi bisa juga membeli atau berlangganan kartu SmartRider dari Transperth. Untuk pelajar dan pensioner akan mendapat student discount and pensioner discount. Rata-rata publik transport di Perth ini bersih dan cukup reliable. Kalau saya perlu ke city, saya lebih memilih untuk naik bis atau kereta karena lebih hemat, sebab parkir didaerah CBD itu mahalnya bisa lebih dari harga sepiring makan siang di food court, bener deh!

Australia mempunyai sistim jasa kesehatan yang baik. Permanent residents mempunyai kartu akses Medicare yang akan meng-cover extra cost dari General Practitioner (GP), doctor gigi, dan lainnya. Expatriates dari negara2 seperti New Zealand, Ireland, Italy, Sweden, Finland, Malta, the Netherlands, Norway dan UK otomatis juga akan mendapatkan potongan melalui Medicare, berdasarkan perjanjian antar negara2 tersebut dengan Australia. Sayang yah Indonesia tidak termasuk 😦
Nah, untuk urusan groceries di Australia termasuk lebih mahal dibandingkan dengan kota kota besar lainnya di dunia, kecuali Norway ya. Misalnya saja, selusin telor sekitar $5, 2 liter susu $2, belanja mingguan akan menghabiskan sekitar $80 to $300, tergantung berapa besar jumlah keluarganya juga. Biasanya groceries saya per minggu itu sekitar $100 – $150, termasuk kalau harus beli detergent, shampoo, beras, paper towels, etc. Kalau sayuran dan daging menurut saya masih termasuk murah, apalagi kalau belinya di farm market.
Untuk makan diluar di Australia termasuk mahal – makanya keluarga kami sangat jarang dine out, bisa bangkrut kalau tiap week-end kami makan diluar – Dine out buat kami ber-empat di restaurant yang biasa aza , bukan yang fine dining ya, akan menghabiskan kurang lebih $80 – $100, apalagi kalau pakai pesan beer/wine. Big Mac meal disini berkisar $10, beer $7, kopi flat white $4.
Kalau mau nonton film di bioskop, selain hari Selasa ($13) per orangnya adalah $21 untuk adult, $16 untuk anak-anak. Students dan Seniors ada discount jadi lebih murah. Kalau beli family tiket bisa lebih murah, untuk family 4 adalah $52. Tapi kalau kita punya kartu Hoyts, kita bisa mendapatkan discount atau free for one atau free popcorn, tergantung berapa banyaknya point kita.
Salaries di Australia 25% lebih tinggi dari British counterparts. Minimum salary di Australia$17.70 per hour.
Untuk urusan sekolah, ada public dan private school disini. Public tentu saja jauh lebih murah dari pada private. Beberapa public schools disini termasuk di rangking yang sangat baik dengan reputasi yang tidak kalah dengan private school juga. Baik public maupun private school di Australia, semuanya memakai seragam sekolah, tidak seperti di Amerika yang setahu saya kalau di public school tidak perlu memakai seragam, tolong dikoreksi kalau salah ya yang tinggal di Amerika 😀

Orang Australia senang beraktifitas di luar ruangan, seperti lari, jalan, dan naik sepeda. Memang sih untuk quality of life, sunshine dan beach weather, Australia menjadi favorit untuk para pecinta outdoor dan yang suka adventure, tapi ga banget buat yang suka keluar masuk shopping malls dan kehidupan malam 😛 Mungkin karena saya sudah lumayan lama tinggal disini, saya justru lebih senang dengan keadaan pusat perbelanjaan disini di bandingkan dengan di Indonesia. Mungkin tidak selengkap di Jakarta (apa sih yang ga ada di shopping malls di Jakarta, ya kan!) tapi rasanya lebih teratur aza. Rata-rata pusat perbelanjaan disini buka jam 9 pagi dan tutup jam 5.30 sore, kecuali supermarkets dan department stores seperti Target, Kmart, etc, mereka biasanya tutup jam 9 malam. Pengecualian untuk hari Kamis, di tiap suburb toko akan buka sampai dengan jam 9 malam, disebutnya late night shopping. Kalau di daerah CBD adalah hari Jumat.
Selama hampir 16 tahun tinggal di kota ini, sejauh ini saya masih betah tinggal di kota yang tidak sebesar Sydney dan tidak sebusy Melbourne, dan tidak se-tropis Brisbane tapi lebih besar dari Adelaide dan jauh lebih hangat dari Canberra meskipun tidak segaring seperti Darwin 😛
Semoga postingan ini bermanfaat dan kira kira begitu lah standard kehidupan di Australia ini, berdasarkan pengalaman saya. Kalau kalian suka dengan langit biru tanpa polusi dan pemandangan laut yang bersih dengan pasir yang putih, suka dengan kehidupan yang tidak hingar bingar, mungkin Australia or Perth akan cocok untuk kamu kunjungi untuk liburan atau pun menetap. Oh ya, komunitas orang Indonesia di Perth ini lumayan banyak juga meskipun masih kalah banyak dengan di Sydney sih 👻
Sampai jumpa di postingan berikutnya!
Leave a Reply